Senin, 02 Januari 2012

Asuhan Keperawatan KLIEN dengan ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) Pre Acut / Post Acut Care

Asuhan Keperawatan KLIEN dengan 
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
Pre Acut / Post Acut Care

DEFINISI
Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat, hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.

ETIOLOGI
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.

FAKTOR RESIKO
1. Trauma langsung pada paru
Pneumoni virus,bakteri,fungal
Contusio paru
Aspirasi cairan lambung
Inhalasi asap berlebih
Inhalasi toksin
Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
2. Trauma tidak langsung
Sepsis
Shock
DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
Pankreatitis
Uremia
Overdosis Obat
Idiophatic (tidak diketahui)
   Bedah Cardiobaypass yang lama
Transfusi darah yang banyak
PIH (Pregnand Induced Hipertension)
Peningkatan TIK
Terapi radiasi


MANIFESTASI KLINIK
1. Peningkatan jumlah pernapasan
2. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
3. Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

PATOFISIOLOGI
Timbul serangan

Trauma endotelium paru          Kerusakan Jaringan Paru          Trauma type II
dan epitelium alveolar      Pneumocytes
           
Peningkatan permeabilitas Penurunan surfactan

          Edema pulmonal Penurunan pengembangan        Atelektasis
paru


Alveoli terendam            Hipoksemia            Abnormalitas 
         ventilasi-perfusi


                  Proses penyembuhan      Fibrosis



Sembuh ?      Kematian

PENATA LAKSANAAN MEDIS
Tujuan Terapi :
Support pernapasan
Mengobati penyebab jika mungkin
Mencegah komplikasi.

TERAPI :
Intubasi untuk pemasangan ETT
Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan keadekuatan level O2 darah.
Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya : 
Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
Antibiotik untuk mengatasi infeksi
Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan mempertahankan stabilitas membran paru.

DATA DASAR PENGKAJIAN
Keadaan-keadaan berikut biasanya terjadi  saat periode latent saat fungsi paru relatif masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah terjadinya sepsis) tapi secara berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan pernafasan. Gejala fisik yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan mana diagnosis dibuat.

AKTIVITAS & ISTIRAHAT
Subyektif Menurunnya tenaga/kelelahan
   Insomnia
SIRKULASI
Subyektif Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
Obyektif Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).
Heart rate : takikardi biasa terjadi
Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
Disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI STRIKTUR URETRA

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI STRIKTUR URETRA 


I. Pengertian
Striktur Uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan kontraksi. (Brunner & Suddarth, 2002: 1468)
II. Etiologi
Faktor penyebab hemoroid adalah :
o Cidera uretra (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)
o Cidera akibat peregangan
o Cidera yang berhubungan dengan kecelakaan mobil, uretritis gonorheal yang tidak ditangani
o Abnormalitas kongenital
III. Tanda dan gejala pendukung adanya Striktur Uretra
▪ Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang
▪ Infeksi dan retensi urinarius
▪ Urin menglir balik dan mencetuskan sistisis, prostatitis dan pielonefritis
▪ Timbulnya nyeri
IV. Penatalaksanaan
Penanganan dapat mencakup didilatasi secara bertahap area yang menyempit (menggunakan logam yang kuat atau bougies) atau secara bedah. Jika striktur menghambat pasase kateter, ahli urology menggunakan beberapa filiform bougies untuk membuka jalan. Ketika salah satu bougie mampu mencapai kandung kemih, maka dilakukan fiksasi, dan urin akan didrainase dari kandung kemih. Jalan yang terbuka tersebut kemudian didilatasi, rendam duduk menggunakan air panas dan analgesik non-narkotik diberikan untuk mengendalikan nyeri. Medikasi antimikrobial diresepkan untuk beberapa hari setelah dilatasi untuk mencecah infeksi.
Eksisi bedah atau uretroplasti mungkin diperlukan untuk kasus yang parah. Sistostomi suprapubis mungkin diperlukan untuk beberapa pasien.

IV. Diagnosa keperawatan
1. Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Gangguan rasa nyaman b/ d adanya pemasangan kateter
3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.



















V. Pathways
Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.





































VII. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
PRE OP
Cemas b/d penurunan fungsi kognitif dan kurangnya pengetahuan terhadap penyakitnya.





POST OP
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan saraf perifer





POST OP
Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi



INTRA OP
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi










Setelah diberi penjelasan tentang prosedur operasi dan suport mentral dengan KH :
- Pasien mengungkapkan kondisinya
- Ekspresi wajah pasien tidak tampak gelisah.
- Klien mau bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan.




Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit dengan KH
- pasien mengatakan nyeri berkurang.
- Pasien menunjukan skala nyeri pada angka 3.
- Ekspresi wajah klien rileks.



Meminimalkan penyebab injuri dengan melakukan tindakan 1x 15 menit, KH :
- Klien tidak jatuh dari bed
- Klien dalam posisi yang nyaman




Volume cairan dalam tubuh seimbang setelah dilakukan 1 x 10 menit dengan KH :
- TTV dalam batas normal :
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/ menit
S : 35,4 0 C
R : 20 x/ menit
- Integritas kulit baik
- Seimbang antara input dan out put - beri penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan pada klien
- Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
- Anjurkan klien untuk berdoa
- Beri waktu klien untuk bertanya
- Beri motivasi klien tentang prosedur tindakan
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
- Kaji TTV

- Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya
- Atur posisi senyaman mungkin
- Ajarkan managemen relaksasi
- Monitor TTV
- Kolaborasi pemberian obat analgetik


- Memberi bed tambahan dikanan dan kiri klien
- Pantau posisi klien







- Memantau TTV
- Memantau intake dan output cairan
- Memantau integritas cairan  Agar pasien jelas dengan prosedur apa yang dilakukan
 Mengurangi rasa cemas pada pasien
-
-




 Agar dapat diketahui skala nyerinya pada derajat I-IV, supaya pasien tidak tegang dan timbul cemas




 Untuk kenyamanan pasien







 Mengetahui cairan intek maupun output apakah seimbang atau tidak.


DAFTAR PUSTAKA

Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

SATUAN ACARA PENGAJARAN PERAWATAN IBU POST PARTUM

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok bahasan : Perawatan ibu post partum
Sub Pokok bahasan : Gizi ibu menyusui
Sasaran : Ibu post partum
Tempat dan waktu : Puskesmas Karang Malang

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan dihrapkan ibu- ibu menyusui dapat mengetahui dan atau mengkonsumsi makanan bergizi.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu:
1. Menyebutkan pengertian gizi seimbang
2. Menyebutkan manfaat makanan yang bergizi bagi ibu dan bayi
3. Menyebutkan tanda- tanda ibu/ bayi yang kurang gizi
4. Menyebutkan jenis makanan bergizi bagi ibu menyusui
5. Menyebutkan cara- cara mengatasi kekurangan gizi







MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian gizi seimbang
2. Menyebutkan manfaat makanan yang bergizi bagi ibu dan bayi
3. Tanda- tanda ibu/ bayi yang kekurangan gizi
4. Jenis makanan bergizi bagi ibu menyusui
5. Cara- cara mengatasi kekurangan gizi

METODE
Ceramah, tanya jawab
SETTING TEMPAT







Keterangan:
A : Penyampai Materi
B : Peserta Didik
F : Fasilitator
M : Moderator
Ob : Observasi
MEDIA
Leaflet
Lembar balik
KEGIATAN PENYULUHAN
No. Acara Waktu
1.
2.
3. Pembukaan
Inti ( penjelasan materi )
Penutup
5 menit
30 menit
5 menit

EVALUASI
Kriteria Evaluasi :
• Setiap partanyaan dijawab dengan benar bernilai 2
• Jawaban semua benar akan bernilai 10
• Penilaian:
- Nilai 8,5 - 10 = A sangat bagus
- Nilai 7,1 - 8,49 = B bagus
- Niali 5,5 - 7,0 = cukup baik
- Nilai 3,1 - 5,49 = D cukup
- Nilai 0 - 3 = E kurang baik

Pertanyaan mengacu pada TIK :
1. Apa pengertian gizi seimbang ?
Jawab : Gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangunan dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam suatu hari, sesuai dengan kecukupan tubuhnya.
2. Sebutkan manfaat makanan yang bergizi bagi ibu dan bayi ?
Jawab : Manfaat bagi ibu : untuk memulihkan kondisi fisik ibu setelah melahirkan, memenuhi kebutuhan energi ibu sehari-hari, memperlancar bekerjanya fungsi organ-organ tubuh, memenuhi kebutuhan gizi pada beyi lewat ASI, meningkatkan kualitas dan kwantitas ASI.
Manfaat bagi bayi : untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi, meningkatkan perkembangan sel-sel otak bayi, mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit infeksi.
3. Sebutkan tanda- tanda ibu/ bayi yang kekurangan gizi ?
Jawab : Pada Ibu : berat badan kurang dari normal, aktivitas ibu menurun, sering mengalami pusing, letih dan lesu, resiko timbulnya anemia.
Pada Bayi : berat badan kurang dari normal, tumbuh kembang bayi lambat, sering rewel dan menangis, rambut warna merah kusam.
4. Sebutkan zat-zat makanan yang bergizi ?
Jawab : Karbohirat, lemak, protein, mineral, dan vitamin.





5. Bagaimana cara- cara mengatasi kekurangan gizi ?
Jawab : cara- cara mengatasi kekurangan gizi adalah : konsultasi ke tenaga kesehatan yang terdekat, mengkonsumsi makanan yang bergizi, pola makan yang teratur, kesadaran dalam kegiatan gizi buruk, mendukung dan melaksanakan program pemerintah tentang cara mengatasi gizi buruk.

















GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI

Pada dasarnya masalah gizi timbul karena perilaku gizi seseorang yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dan ketidakseimbangan gizi. Bila konsumsi selalau kurang dari kecukupan gizinya, maka seseorang akan menagalami gizi kurang dan sebaliknya. Dimana kekurangan dan kelebihan gizi akan menimbulkan akibat yang berbeda dan efeknya tidak baik. Gizi yang kurang cenderung mengalami gizi buruk, seperti yang terjadi dibeberapa tempat di Indonesia. Sedangkan gizi lebih yang terjadi pada golongan menengah keatas yang menimbulkan komplikasi ( DM, Jantung, darah tinggi, dan stroke ).
Seseorang yang tercukupi gizinya mereka akan memperhatikan makanan apa yang dikonsumsi dan bagaimana memasaknya. Begitu juga pada ibu yang menyusui akan membutuhkan gizi yang lebih dari ibu-ibu yang tidak menyusui, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan gizi pada bayinya yang sesui (Pertemuan kerja Pengembangan Strategi KIE PUGS pada tanggal 26 Februari 1995).
PENGERTIAN
Gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangunan dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam suatu hari, sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan, tumbuh kembang serta produktifitasnya yang optimal.


MANFAAT GIZI SEIMBANG
Manfaat bagi ibu yang menyusui :
1. Untuk memulihkan kondisi fisik ibu setelah melahirkan
2. Untuk memenuhi kebutuhan energi ibu sehari-hari.
3. Untuk memperlancar bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
4. Untuk memenuhi kebutuhan gizi pada bayi lewat ASI
5. Untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas ASI.
Manfaat bagi bayi :
1. Mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan perkembangan sel-sel otak bayi
3. Untuk mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit infeksi.

TANDA – TANDA KEKURANGAN GIZI
Pada Ibu :
1. Berat badan kurang dari normal
2. Aktivitas ibu menurun
3. Sering mengalami pusing, letih dan lesu
4. Resiko timbulnya anemia.
Pada Bayi :
1. Berat badan kurang dari normal
2. Tumbuh kembang bayi lambat
3. Sering rewel, menangis
4. Rambut warna merah kusam

MAKANAN IBU MENYUSUI
1. Karbohidrat
Karbohidrat digunakan untuk memenuhi sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh tubuh ( 50 – 60 % ). Karbohidrat diperoleh dari makanan-makanan seperti padi-padian ( beras, jagung, gandum ), ubi – ubian ( singkong, ubi jalar, kentang) dan makanan lain seperti sagu atau pisang
2. Lemak
Lemak digunakan untuk membantu penyerapan vitamin A, D, E, K serta menambah kelezatan makanan. Mengkonsumsi lemak tak bpleh lebih dari 10 % dari kebutuhan energi karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.
Sumber lemak diperoleh dari dua lemak antara lain :
1. Lemak nabati yaitu seperti kacang-kacangan, minyak kacang atau minyak nabati lain
2. Lemak hewani yaitu seperti daging dan ikan.
3. Protein
Protein digunakan tubuh untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak dan sebagai sumber energi. Protein sangat penting bagi ibu menyusui, disamping untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak pada tubuh setelah melahirkan juga digunakan sebagai penunjang untuk tumbuh kembang bayi yang diperoleh dari ASI. Protein sangat menunjang untuk kecerdasan bayi, karena selama kurang dari 6 tahun otak bayi selalu berkembang mencapai 100 % pada umur 6 tahun. Protein diperolehdari protein hewani dan nabati. Protein hewani antara lain : daging, ikan. Dan protein nabati seperti kacang-kacangan.
4. Vitamin
Vitamin digunakan untuk menjaga tubuh dari infeksi dari luar, menjaga stamina dan menjaga tubuh tetap fit, serta untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Vitamin diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Vitamin A untuk menjaga kesehatan mata, jenis makanannya seperti wortel, bayam. Vitamin B digunakan untuk menjaga stamina tubuh, jenis makanannya seperti sayuran hijau dan kacang-kacangan. Vitamin C untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, jenis makanannya seperti jeruk, mangga dan lain-lain. Vitamin D untuk pertumbuhan tulang, jenis makanannya seperti susu, telur, ikan dan lain-lain. Vitamin E untuk memperbaiki sel-sel kulit yang telah rusak, jenis makanannya seperti bengkoang, pepaya, bayam dan lain-lain.Vitamin K untuk pertumbuhan sel-sel tulang dan untuk membantu penyembuhan luka, jenis makanannya seperti susu, ikan dan lain-lain.
5. Mineral
Mineral digunakan untuk membantu proses penyerapan zat gizi yang lain dan mengganti sel-sel yang rusak. Mineral diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran.
6. Yodium
Yodiun digunakan untuk meningakatkan kecerdasan pada anak dan menghindari terjadinay penyakit gondok. Garam yodium diperoleh dari garam yang dicampur denagn yodium. Konsumsi garam tidak boleh lebih dari 6 gram setiap harinya karena garam banyak mengandung natrium yang dapat memacu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi.
7. Zat Besi
Kekurangan zat besi akan menyebabkan timbulnya anemia. Kebanyakan diderita oleh ibu hamil dan menyusui. Zat besi diperoleh dari sayuran hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.

CARA MENGATASI KEKURANGAN GIZI
1. Konsultasi ke tenaga kesehatan yang terdekat
2. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Pola makan yang teratur
4. Kesadaran dalam kegiatan gizi buruk
5. Mendukung dan melaksanakan program pemerintah tentang cara mengatasi gizi buruk.








PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini masalah gizi menjadi perhatian utama di negara kita, apalagi dengan munculnya kasus gizi buruk diberbagai daerah di Indonesia. Hal ini kebanyakan disebabkan karena tingkat ekonomi yang rendah dan kurang mengertinya masyarakat kita tentang pentingnya kandungan gizi dalam makanan yang dikonsumsi.
Sebagian besar kasus gizi buruk dialami oleh anak – anak, bayi dan balita. Pada bayi dimungkinkan terjadi karena kurangnya kandungan gizi pada ASI. Karena kurangnya nilai gizi dalam makanan yang dikonsumsi ibu menyusui, akan baik dampaknya pada bayi apabila gizi yang dikonsumsi ibu tercukupi sesuai dengan kebutuhan yang ibu perlukan. Asupan gizi yang baik juga akan bermanfaat bagi pemulihan bagi ibu pasca melahirkan.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis akan membahas tentang pentingnya gizi pada ibu menyusui, sehingga ibu menyusui mengerti, memahami dan menerapkan tentang pentingnya gizi yang baik yang harus dikonsumsi dalam makanan tiap harinya, yang nantinya akan dapat memenuhi pula gizi pada bayinya.




B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan dihrapkan ibu- ibu menyusui dapat mengetahui dan atau mengkonsumsi makanan bergizi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu:
a. Menyebutkan pengertian gizi seimbang
b. Menyebutkan manfaat gizi seimbang bagi ibu dan bayi
c. Menyebutkan tanda- tanda ibu/ bayi yang kurang gizi
d. Menyebutkan jenis makanan bergizi bagi ibu menyusui
e. Menyebutkan cara- cara mengatasi kekurangan gizi












PENUTUP

A. KESIMPULAN
ASI merupakan makanan yang terbaik karena lebih praktik, murah, bersih, sehat, dan melindungi bayi dari penyakit infeksi serta membina kasih sayang antara ibu dan bayi. Ibu yang menyusui memerlukan zat gizi yang  lebih banyak karena selain untuk dirinya juga untuk bayinya dalam bentuk ASI.
Banyak bahan makanan disekitar kita yang bisa menjadi sumber zat gizi. Sumber kalori yang dianjurkan adalah dari golongan hidrat arang, lemak, protein, zat kapur, zat besi, vitamin dan buah – buahan.

B. SARAN
Setelah terlaksananya satuan acara pembelajaran ini diharapkan :
 Ibu mau memberikan ASI kepada anaknya
 Ibu yang menyusui harus memperhatika gizi agar ibu tetap sehat
 Ibu yang menyusui harus mengkonsumsi makanan pokok 1,5 kali lebih banyak
 Ibu yang menyusui banyak makan sayur dan buah – buahan segar





DAFTAR PUSTAKA

Bobak and Jensen. ( 1995 ). Maternity Nursing. 4th Edition. Missouri : Mosby Year.
Manuaba, I.B. ( 1998 ). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Novak and Broom. ( 1999 ). Maternal and Child Health Nursing. 9th Edition. Missouri : Mosby Year.
Pilliten. A. ( 1999 ). Maternal and Child Health Nursing Care of Child Bearing and Child Rearing Family-3rd Edition. USA : J-B. Lippin Cot Cok Pany

PIJAT BAYI

PIJAT BAYI


TUJUAN:
1. Pertumbuhan bayi lebih cepat dari pada bayi yang tidak dipijat
2. Merangsang bayi untuk minum ASI lebih banyak dari pada bayi yang tidak dilakukan pemijatan
3. Merangsang produksi ASI

PERSIAPAN:
1. Alas yang datar dan lembut
2. Minyak pelicin


PROSEDUR:
1. Letakkan bayi pada tempat yang datar dan lembut
2. Lepaskan pakaian bayi
3. Gunakan minyak pelicin


4. PIJAT KAKI

• Gerakan menarik pada kaki bayi dimulai dari bagian paha ke bagian jari
• Gerakan memeras dan memutar pada paha bayi dari bagian paha ke bagian jari
• Pijat dengan ibu jari telapak kaki bayi dari arah tumit ke bagian jari
• Tarik lembut jari-jari kaki
• Tekan bagian-bagian telapak kaki dengan ibu jari
• Urut bagian punggung kaki ke arah jari kaki

1
• Gerakan memeras dan memutar pada pergelangan kaki
• Gerakan memerah kaki bayi dari paha ke arah jari bayi
• Gerakan menggulung paha dan betis bayi dengan menggunakan kedua telapak tangan
• Gerakan mengusap bagian paha kearah jari kaki dengan menggunakan telapak tangan


5. PERUT

• Gerakan mengayuh perut bayi dengan menggunakan telapak tangan melintang secara bergantian
• Ulangi gerakan dengan kaki bayi diangkat
• Pijat bagian perut dengan ibu jari kearah samping kanan kiri
• Gerakan “BULAN MATAHARI”
Gerakan telapak tangan melingkar diawali tangan kanan dari daerah apendiks memutar ke kiri disusul gerakan tangan kiri
• Gerakan “I LOVE YOU”
• Gerakan “I”
Gerakan tangan kanan dari bagian atas perut ke bagian bawah membentuk huruf “I”
• Gerakan “L”
Gerakan tangan kanan dari perut bagian kanan atas ke bagian kiri kemudian kebawah membentuk huruf “L”
• Gerakan “U”
Gerakan tangan kanan dari perut bagian kanan bawah ke atas, ke bagian kiri kemudian kebawah membentuk huruf “U”
• Gerakan jari-jari tangan berjalan diatas perut dari atas bagian apendiks keatas, kekiri, kebawah untuk mengeluarkan gelembung-gelembung gas pada perut bayi


2



6.DADA

• Gerakan jantung besar
• Letakkan tangan pemijat diatas dada bayi, gerakkan ke atas, ke samping, ke bawah membentuk jantung
• Gerakan KUPU-KUPU
Tangan kanan diatas dada sebelah kiri bergerak menyilang pada dada, ulangi dengan tangan kiri melakukan gerakan yang sama dimulai dari dada kanan


7.KETIAK

• Pijat ketiak bayi dengan jari-jari kemudian gerakkan memutar
• Gerakan memerah tangan bayi dengan satu tangan dari lengan atas ke arah lengan bawah, tangan bayi diangkat oleh tangan yang lain
• Gerakan memeras dan memutar tangan bayi dari lengan atas ke arah lengan bawah, tangan bayi diangkat oleh tangan yang lain
• Gerakan membuka jari-jari bayi
• Putar masing-masing jari bayi dengan lembut
• Pijat bagian punggung tangan bayi
• Gerakan memeras dan memutar pergelangan bayi
• Gerakan memerah tangan bayi dari lengan atas ke arah lengan bawah, tangan bayi diangkat oleh tangan yang lain
• Gerakan menggulung tangan bayi dari lengan atas ke arah lengan bawah dengan ke dua telapak tangan




3
8.DAHI

• Tekan dan pijat memutar bagian pelipis bayi ke arah bawah melewati pipi akhiri pada bagian dagu
• Gerakan menyetrika
• Menyetrika alis
Urut bagian alis bayi dengan menggunakan ke dua ibu jari ke arah samping
• Urut bagian kening ke bawah sampai ke hidung
• Urut mulut bagian atas dengan menggunakan ke dua ibu jari dari tengah ke samping
• Lakukan pada mulut bagian bawah
• Tekan dan putar bagian pipi bayi
• Lakukan pada bagian belakang telinga urut ke arah muka melewati bawah telinga


9.BAGIAN PUNGGUNG

• Pemijat menempatkan diri disamping
• Urut bagian punggung bayi dengan kedua telapak tangan membentuk gerakan maju mundur
• Gerakan telapak tangan dari punggung bagian atas ke arah pantat
• Ulangi gerakan dengan mengangkat kaki dan pijatan sampai ke bagian kaki
• Lakukan gerakan melingkar pada punggung bayi
• Gerakan seperti menggaruk dengan jari pemijat terbuka pada punggung bayi

10. RELAKSASI
• Tangan disilangkan di depan dada kemudian kesamping


4
• Gerakan diagonal antara kaki dan tangan bayi, jika tangan bayi yang digerakkan adalah bagian kanan, maka kaki bayi adalah bagian kiri, begitu sebaliknya
• Gerakan menyilangkan kaki
• Menekuk kaki bersamaan ke arah perut
• Menekuk kaki secara bergantian ke arah perut
• Goyangkan bayi ke arah samping
• Goyangkan bayi ke arah atas bawah
Photobucket